Mauricio Pochettino: Southampton Era Saya Ubah Sepakbola Inggris

- Advertisement -
Mauricio Pochettino meyakini tidak ada tim yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap sepakbola Inggris ketimbang skuad Southampton yang dilatihnya selama satu setengah musim dari Januari 2013.
Pochettino tetap memiliki reputasi sebagai salah satu juru taktik terkemuka dalam dunia sepakbola meski telah meninggalkan Tottenham Hotspur pada November lalu, tepat setahun setelah Spurs kalah 2-0 dari Liverpool di final Liga Champions.
Manajer berusia 48 tahun asal Argentina itu dikenal gemar mengorbitkan banyak pemain muda semasa di Southampton, tren tersebut tetap dipertahankannya ketika membesut Spurs dan kemudian diikuti oleh klub-klub lain.
“Sepakbola di Inggris berubah dengan adanya tim Southampton 2013/14, tidak ada tim lain yang memiliki pengaruh besar dalam mengubah pola pikir [sepakbola Inggris],” kata Pochettino dalam acara Talking Football yang dipandu Guillem Balague di La Liga TV.
“Kami [Pochettino dan stafnya] tiba di sebuah klub dengan presiden seperti Nicola Cortese yang memberi apa yang kami butuhkan untuk menciptakan sesuatu yang unik di sepakbola Inggris. Kemampuan kami untuk beradaptasi dengan lingkungan yang benar-benar berbeda sungguh luar biasa.”
“Kami menemukan sekelompok pemain yang ingin belajar dari pengalaman yang kami bawa dari sepakbola Spanyol, dan dengan kualitas permainan dan gaya sepakbola yang berbeda dengan yang ada di Inggris. Pada pemain muda mulai bermunculan, dan orang-orang mulai percaya pada pemain muda, juga di tim nasional Inggris.”
Kemenangan atas Manchester City, Liverpool dan Cheslea menjadi sorotan utama ketika Pochettino menjauhkan Southampton dari jurang degradasi pada 2012/13, sebelum membawa skuadnya finis kedelapan pada musim berikutnya.
Luke Shaw dan Jay Rodriguez membuat terobosan besar di bawah awahannya di Inggris, sementara sesama pemain internasional The Three Lions, Adam Lallana, Rickie Lambert dan Nathaniel Clyne kemudian dibeli oleh Liverpool bersama Dejan Lovren.
Southampton terbilang sukses memilih Pochettino, setelah ia memulai karier kepelatihannya yang cemerlang di Espanyol, di mana ia juga percaya telah menghadirkan transformasi yang sama.
“Di Espanyol, kami adalah staf pelatih pertama yang mulai mengajarkan latihan untuk memainkan bola dari belakang,” katanya. “Faktanya ada di sana. Tonton saja pertandingan mana pun dari sekitar 2010 dan 2011, bola dimainkan dari gawang. Saat sebelumnya selalu memainkan bola-bola panjang.”
“Kami memulai dengan cara itu, dan banyak orang sedikit terkejut. Semuanya membicarakan Barcelona, [Real] Madrid, [AC] Milan.”
“Tidak, tidak, itu Espanyol, dengan Ernesto Galan, Jordi Amat, Raul Rodriguez, David Lopez, Didac Vila, Victor Ruiz, Raul Baena, Juan Forlin, Javi Marquez. Banyak dari pemain tersebut tumbuh dengan gaya permainan dan filosofi berbeda dari sepakbola modern yang dimainkan hari ini.”