Tiga Teknologi yang Diumumkan Saat Red Hat Summit 2020 Tersedia di Pasar Indonesia

- Advertisement -
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tiga teknologi atau pengumuman penting di Red Hat Summit 2020 dipastikan tersedia untuk pelanggan di Indonesia.
Country Manager Red Hat Indonesia, Rully Moulany mengatakan, teknologi baru itu adalah OpenShift Virtualization, Red Hat Advanced Cluster Management dan Red Hat OpenShift 4.4.
OpenShift Virtualization merupakan fitur baru yang tersedia sebagai Technology Preview dalam Red Hat OpenShift, berasal dari proyek open source KubeVirt.
“Fitur ini memungkinkan perusahaan mengembangkan, mengerahkan dan mengelola aplikasi yang terdiri dari mesin virtual beserta container dan serverless, melalui satu platform modern yang menyatukan beban kerja cloud-native dan tradisional,” kata Rully saat temu media secara online belum lama ini.
“Beberapa vendor berusaha untuk melindungi tumpukan teknologi usang dengan menyeret Kubernetes dan fungsi cloud-native dengan bergerak mundur untuk menjaga virtualisasi proprietary,” katanya.
Untuk mengatasi tantangan manajemen dalam menjalankan aplikasi cloud-native lintas klaster Kubernetes skala besar, produksi dan terdistribusi, Red Hat juga memperkenalkan solusi manajemen baru.
Red Hat Advanced Cluster Management untuk Kubernetes, segera tersedia sebagai Technology Preview yang menyediakan titik kontrol tunggal yang disederhanakan untuk pemantauan.
“Pengerahan klaster OpenShift dalam skala besar, yang menawarkan tata kelola berbasis kebijakan dan manajemen siklus hidup aplikasi,” katanya.
Sementara terkait Red Hat OpenShift 4.4, versi terbaru dari platform Kubernetes yang dibangun berbasis kesederhanaan dan skala Operator Kubernetes.
Menggunakan Red Hat OpenShift, Red Hat memelopori platform Kubernetes enterprise yang telah memungkinkan pelanggan untuk menerapkan pendekatan cloud-native sekaligus mendukung aplikasi tradisional yang ada.
Untuk terus membantu menghilangkan hambatan antara aplikasi tradisional dan cloud-native, Red Hat memperkenalkan kemampuan yang memungkinkan beban kerja baru pada OpenShift dan yang menjawab kebutuhan pelanggan di mana mereka berada.
Dibangun ulang pada Kubernetes 1.17, OpenShift 4.4 memperkenalkan tampilan metrik platform yang berpusat pada pengembang dan pemantauan untuk beban kerja aplikasi, integrasi pemantauan Operator Red Hat, manajemen biaya untuk menilai sumber daya dan biaya yang digunakan untuk aplikasi spesifik di cloud hybrid; dan banyak lagi.
Paul Cormier, Presiden dan CEO, Red Hat menyatakan, kebutuhan unik dari setiap perusahaan kini semakin difokuskan.
Beberapa perlu segera meningkatkan operasi untuk memenuhi permintaan layanan yang tanpa henti sementara yang lain berusaha untuk memperkuat dan mempertahankan operasi inti TI.
“Daripada hanya menyediakan teknologi untuk memenuhi satu kebutuhan atau yang lain, Red Hat menyediakan serangkaian solusi yang fleksibel dan terbuka sepenuhnya bagi para pelanggan kami, dan memenuhi kebutuhan mereka di mana mereka berada dengan apa yang mereka butuhkan,” katanya.