Sony kenalkan tali pintar untuk jam tangan konvensional

- Advertisement -
Penasaran dengan teknologi jam tangan pintar (smart watch) tapi tak mau mengganti jam tangan konvensional anda? Sony punya jawabannya. Pakailah smart strap, alias tali pintar.
Pekan lalu di Inggris, dikabarkan Forbes (13/2/2019), raksasa teknologi dari Jepang itu memperkenalkan Wena (Wear Electronics Naturally), sebuah smart strap yang bisa menggantikan tali jam tangan konvensional apapun.
Dengan menggunakan Wena, pengguna masih bisa bergaya dengan jam tangan tradisional favorit, sekaligus memanfaatkan keunggulan teknologi yang lazim terdapat pada smart watch. Tapi sebaiknya sandangan ini tak dipakai pada smart watch lain karena jadi tak ada gunanya.
Tali jam ini lebarnya 20 mm tetapi dilengkapi alat yang bisa menghubungkannya dengan jam tangan dengan lebar 18 mm, 20 mm, dan 22 mm. Beratnya sekitar 85 gram dan menggunakan Bluetooth untuk terhubung dengan ponsel pengguna.
Sony membenamkan teknologi yang biasa terdapat pada jam tangan pintar, seperti pembayaran digital dan pelacak kebugaran. Untuk menampilkan informasi, Wena menggunakan layar OLED yang bisa menampilkan satu atau dua baris keterangan. Layar itu dipasang pada bagian luar tali.
Ada dua jenis tali jam yang tersedia yaitu Wena Wrist Pro dan Wena Wrist Active. Versi Pro terbuat dari logam sehingga tampak lebih klasik. Ia dilengkapi pelacak kebugaran (langkah, kalori, dan waktu tidur) dan pemberitahuan jika ada yang perlu dilihat pengguna di ponsel mereka.
Sementara Wena Wrist Active lebih terlihat sporty karena menggunakan bahan silikon, juga memiliki sensor lebih lengkap. Sony membenamkan teknologi GPS dan pemonitor detak jantung pada versi ini. Ia bisa diintegrasikan dengan Apple Health dan Google Fit.
Versi Active bahkan bisa digunakan tanpa kepala jam tangan jika pengguna ingin berolahraga dan menganggap kepala jam akan jadi beban.
Intinya, jika ingin mempertahankan gaya jam tangan klasik, versi Pro bisa jadi pilihan, tetapi jika menginginkan fungsi lebih banyak, sebaiknya menggunakan versi Active. Keduanya dilengkapi NFC untuk pembayaran digital.
Walau demikian, menurut TechRadar, fungsi-fungsi yang ada pada versi Active tersebut tidak selengkap yang disediakan oleh Apple Watch atau Samsung Galaxy Watch.
Sementara ini, Sony baru akan menjualnya di Inggris mulai 4 Maret 2019. Harganya 400 poundsterling (Rp7,3 juta) untuk versi Pro dan 350 pound (Rp6,4 juta) untuk versi Active.
Kalau anda tak punya jam tangan konvensional favorit, Sony menyediakannya dengan model Mechanical, Solar, Chronograph, dan Three Hands. Harganya antara 100 pound hingga 400 pound.
Belum diketahui apakah Wena akan dijual juga di negara lain, tetapi menurut jadwal rilis Sony, paling cepat mereka akan mengglobalkannya pada 2023.
Hasil SAP 2015
Sebenarnya Wena sudah dijual di Jepang sejak tahun 2015. Gawai ini merupakan buah ide Teppei Tsushima yang mengikuti Seed Acceleration Program (SAP) saat baru menjadi karyawan Sony pada 2014.
SAP, yang diinisiasi pada April 2014, adalah program pencarian inovasi teknologi terbaru yang belum ada dalam kategori usaha Sony. Inovasi yang terpilih kemudian dikembangkan untuk komersialisasi.
Tsushima, lulusan Fakultas Teknik Universitas Osaka, Jepang, menyatakan ide pembuatan Wena datang karena merasa banyak orang memandang aneh pada dirinya ketika ia mengenakan jam tangan tradisional dan smart watch pada saat bersamaan.
“Saya kecewa, jadi saya mencoba menciptakan sebuah produk yang bisa mengenyahkan pandangan negatif tersebut,” jelasnya dalam situs Universitas Osaka.
Ia lalu mengembangkan Wena dan inovasi tersebut lolos audisi SAP Sony. Gawai itu pada awalnya diproduksi melalui penggalangan dana khalayak (crowdfunding) First Flight yang didirikan Sony.
Karena banyak peminat, Sony kemudian memutuskan untuk memproduksi massal Wena, tetapi hanya menjualnya di Jepang.
Baru mencoba menduniakan gawai yang telah diciptakan, juga dijual terbatas, empat tahun lalu memang terdengar aneh. Tetapi, menurut Andy Boxall dari Digital Trends, itu bukan masalah karena fungsi dan kegunaan gawai tersebut belum ketinggalan zaman. Lagi pula, baru Sony yang memproduksi produk seperti ini.
“Saya ingin berkompetisi pada skala global,” tegas Tsushima, yang kini menjabat sebagai General Manager Wena Project pada New Business Creation Department Sony.